Sabtu, 23 Mei 2009

Piracy is ( not ) a Crime








Copyright Infringement. Mungkin kita masih agak awam dengan kata-kata ini, yang pasti ini adalah sesuatu yang berhubungan dengan copyright atau hak cipta, hak bagi seseorang yang telah menciptakan sesuatu sebagai penghargaan atas kerja keras intelektualnya yang mampu menciptakan sesuatu yang belum pernah ada. Hhmm…bagaimana kalau saya ganti istilah tersebut dengan ‘piracy’ atau ‘pembajakan’. Nahh..pasti kita sudah sangat familiar dengan kata-kata yang satu ini, sekarang ini, siapa sih yang tidak pernah membeli barang-barang bajakan, baik DVD, MP3, CD, bahkan Software atau games komputer. Memang sebuah hal yang sangat mengasyikkan, mengingat harga barang-barang tersebut dalam versi original sangatlah jauh dibandingkan dengan versi bajakannya, untuk DVD saja, harga satu keping DVD berlabel ‘original’ bisa mencapai delapan sampai sepuluh kali lipat dari versi bajakannya!! Dengan kata lain, jika kita memilih membeli DVD original, kita hanya akan dapat menonton satu judul film James Bond saja (yang terbaru Quantum of Solace). Akan tetapi, jika kita memilih untuk mengesampingkan pemberian penghargaan atas maha karya Ian Fleming sang kreator agent 007 ini (yang saya yakin Mr. Fleming tidak akan begitu peduli jika karyanya dibajak di Indonesia karena sudah super kaya) kita akan dapat menonton delapan sampai sepuluh pre-kuel dari Quantum of Solace, mungkin mulai dari Dr. No sampai dengan Moonraker kita bisa tonton semuanya FULL!!! Sungguh sebuah keuntungan yang sangat luar basa bagi konsumen manapun di belahan bumi ini yang selalu menganut asas ekonomis. Dilihat dari segi kualitas, DVD bajakan ini pun tidak begitu mengecewakan. Kualitas gambar yang cukup prima dengan subtitles memadai sudah cukup dapat membuat kita merasa sangat puas.


Oleh karena permintaan pasar yang sangat tinggi inilah industri komoditas bajakan di Indonesia tumbuh sangat subur bak jamur di musim hujan (he he…saya sendiri belum yakin musim apa jamur tumbuh paling subur). Bahkan, kita sebagai bangsa Indonesia patut berbangga hati karena Pasar Glodok di Jakarta adalah pasar atau pusat industri bajakan terbesar se-Asia Tenggara!!! Sungguh luar biasa perputaran uang di sini, omzet jutaan rupiah per-hari menjadi tumpuan ribuan orang yang menggantungkan hidupnya dari industri ini. Di kota saya sendiri, Bandung, industri barang-barang bajakan tumbuh tak kalah subur dengan konsumen yang luar biasa jumlahnya. Dalam satu hari, tercatat rata-rata 3000 orang berkunjung ke Pasar Kota Kembang, pusat industri bajakan di kota Bandung. Jutaan keping DVD, MP3, dan CD dijual dengan harga rata-rata Rp. 5000,00 per keping. Jenisnya pun sangat variatif. Berbagai macam judul film atau serial dari berbagai negara dan bahasa ada, dari kurun waktu tahun 60-an sampai yang baru akan premier minggu depan pun ada. Saya sendiri kurang begitu paham dari mana asal muasalnya barang-barang tersebut dan bagaimana proses penggandaannya. yang saya tahu persis adalah bahwa pangsa pasar industri ini sangat besar dan potensial. Bukan hanya orang Bandung atau orang Indonesia saja yang belanja ke Kota Kembang. Tempat ini bahkan sudah menjadi tujuan wisata internasional yang sangat menarik. Beberapa kali saya menjumpai wisatawan mancanegara sedang asyik memborong sejumlah CD, MP3, dan DVD bahkan sampai berkarung-karung!!! Pernah sekali saya bertanya kepada seorang turis asal Australia yang sedang memborong CD ABBA edisi lama. Dia bilang bahwa semua CD itu akan dibawa untuk oleh-oleh via airport. Mereka tidak takut akan pemeriksaan sepanjang barang2 tersebut diletakkan di bagasi..waduhh..repot amat yak, katanya di negara dia ga ada CD atau DVD semurah itu. Malah katanya harga sekeping DVD Harry Potter favoritnya sama dengan harga sebuah permen loli paling murah di Australia!!! Bayangkan betapa J.K. Rowling dan Chris Colombus yang telah melakukan riset berbulan-bulan dan bekerja keras mengkonstruksi sedemikian rupa sebuah sekolah sihir fenomenal dan spektakuler akan sangat sakit hati jika mengetahui kenyataan ini.


PIRACY. IT’S A CRIME. Tentu saja pembajakan itu adalah perbuatan kriminal. Kekerasan terhadap komoditi intelektual yang sangat merugikan. Bayangkan betapa sulitnya Babyface atau Stevie Wonder mengkomposisikan nada-nada indah itu sehingga layak mendapatkan Grammy Awards dan bertengger di Billboard Chart. Mungkin butuh kontemplasi berbulan-bulan. Belum lagi proses rekaman dan promosi yang melelahkan. Bayangkan jika ia mengetahui jika saya dapat memiliki delapan albumnya hanya dengan harga $ 0,5 alias setengah dolar saja. Mungkin Stevie atau Babyface tidak akan terlalu peduli sebab kekayaan mereka telah mencapai jutaan dolar alias sudah sangat kaya. Tetapi bagaimana dengan ‘korban’ lain seperti Deddy Dores, Ermy Kulit, Ida Royani, atau Indro Warkop. Percaya atau tidak, lagu-lagu dan film-film keempat artis jadul di atas termasuk ke dalam most wanted alias paling banyak dicari. Tentu saja jika royalti itu ada, akan sangat berharga dan membantu kehidupan mereka karena mereka tentu tidak sekaya Babyface atau Stevie Wonder. Di Indonesia sendiri, sudah ada Undang-Undang yang mengatur hal ini ( UU No. 19 Tahun 2002 ). Akan tetapi penerapannya…yah, seperti sudah kita ketahui sendiri lah…hukum di negara ini sudah seperti formalitas saja. apa sih yang tidak bisa kompromi?? Maklum, bangsa kita kan dikenal dengan karakteristik diplomasi-nya yang amat sangat soft, sehingga segala hal bisa dikompromikan dan di-86-kan…dengan kata lain, sampai sekarang Om Deddy Dores dan Tante Ermy Kulit wayahna masih harus mengurut dada mendengar hasil karya intelektualnya dimiliki orang tanpa ada kompensasi apapun untuk mereka.


Semua orang butuh hiburan. Entertainment di tengah kepadatan aktivitas dan tuntutan peran-peran yang mereka jalani. Saya sendiri adalah salah satu fans Kota Kembang dan langganan setia barang-barang bajakan. Dari dulu, Kota Kembang selalu menjadi salah satu tempat favorit saya dan saya akan menjadi orang pertama yang akan berdemonstrasi dan memobilisasi massa untuk protes besar-besaran jika tempat itu ditutup (untungnya sampai sekarang hal itu belum perlu karena razia dan pembersihan oleh aparat hanya berlangsung paling lama 1 minggu saja, setelah itu, ya 86 lah :p). Dengan tidak mengesampingkan rasa hormat saya kepada insan-insan hebat nan kreatif tanah air yang telah menghasilkan karya-karya nan brilian, saya merasa sangat pesimis dengan penerapan dan penegakan UU anti pembajakan dan kejahatan intelektual. Saya sendiri sampai saat ini hanya membeli barang-barang bajakan luar negeri saja (saya sendiri adalah penggemar Vina Panduwinata dan memiliki semua CD dan kaset original-nya). However, PIRACY IS A CRIME, A JOY, AND A NEED.

Kamis, 21 Mei 2009

What the Hell is Going on with Our Airplanes and Flight System???

Innalillahi wa Inna Ilaihi Raajiuun...

Tadi malam dapet kabar dari mas bud,katanya ada pesawat jatuh lagi di Magetan...saya pun cepat2 menyalakan TV dan...Masya Allah..ga kuat liatnya, belum juga kering air mata kita gara2 jatuhnya pesawat TNI-AU fokker 27 yang menewaskan semua penumpangnya,terus pesawat pengangkut logistik pemilu di Papua, kali ini ga tanggung-tanggung, korban yang jatuh hampir 100 orang!! Semua pihak sibuk menganalisis penyebabnya, human error atau faktor alam...satu pertanyaan saya, berapa korban lagi yg harus jatuh?? Wilayah udara Indonesia sepertinya langganan minta korban dan kita seperti asyik-asyik aja menjadi pemasok korban2 tersebut!!

Well, accident happens..siapa sih yg bisa menolak musibah? tapi kalau 3 kecelakaan pesawat dengan jumlah korban ratusan dalam kurun waktu sekitar 2 bulan, itu namanya ga belajar dari kesalahan alias jatuh di tempat yg itu-itu juga...hhhuufff...mudah2an negeri ini kuat menghadapi cobaan2 yang begitu bertubi-tubi ini...

Sebagian pihak bahkan berpendapat bahwa ini adalah tumbal dari keserakahan para elit politik dan pemimpin negeri ini yang terlalu tamak dan haus akan kekuasaan..huh, sangat tidak adil menurut saya, mereka yang berbuat, dan rakyatnya harus menjadi tumbal, kenapa tidak mereka sendiri aja yang kecelakaan? atau keluarga nya lah..yah,Allah selalu mempunyai unpredictable plans..kurang bijak rasanya jika saya terus mempertanyakan kehendak-Nya..kenapa ini,kenapa itu..

Sekali lagi saya turut berduka cita sedalam-dalamnya..untuk keluarga para korban, untuk unit TNI-AU, dan untuk Indonesia tercintaku...mudah2an semuanya cepat berakhir...

Selasa, 19 Mei 2009

grateful that i can hear this 'Adzan Subuh' still, and included to one of those who got up and fulfill this call :)

Dulu, jika musim ujian tiba, saya sangat suka bangun dan menghafal di waktu subuh. Rasanya otak ini dapat bekerja maksimum dan memiliki daya serap yang luar biasa hebat. Dari dulu, entah kenapa saya selalu sangat menyukai subuh, meskipun seringkali bangun melewatkannya, tetap saya merasa sangat beruntung karena kami punya sesuatu yang harus dilakukan di waktu subuh, sesuatu yang seringkali dianggap hanya ritual keagamaan belaka tanpa makna, tapi toh tetap saja milyaran manusia di muka bumi ini tetap melakukan dan berhasil memaknainya, dan saya ingin termasuk ke dalam golongan orang-orang itu, orang-orang yang berhasil memaknai ritual mengagumkan ini...ah,biarlah makna itu saya cari nanti saja, toh suka atau tidak saya harus tetap bangun dan mengambil air wudhu dan secepatnya, alasan utama adalah karena untungnya saya masih punya cukup moral untuk merasa malu jika mengabaikan panggilan yang sudah saya dengar sejak tadi. Tidak lama, hanya 2 rakaat atau sekitar 5 menit..seriusan, 5 menit saja sodara-sodara!!! Bahkan lebih sebentar dari durasi iklan 'SBY Presidenku'. Tapi, kenapa pula milyaran orang2 itu betah bersimpuh berlama-lama di sajadah mereka, seperti merasa terkoneksi dengan sesuatu yang hanya mereka bisa yakini dan rasakan bukan dengan panca indera mereka. Saya hanya 'bertamu' 10 menit saja subuh ini, 5 menit untuk 2 rakaat dan 5 menit untuk bersyukur dan mendoakan orang2 yang saya cintai...biasanya akan lebih lama 10 menit lagi jika musim ujian tiba atau saya sedang ada maunya. Terlalu singkatkah? Sementara saya bisa menghabiskan 5 jam tanpa terasa untuk menonton DVD The West Wing atau jalan-jalan bersama MB, ah, tetap saja 10 menit tadi terasa begitu berkesan buat saya, terasa begitu intim dan seakan2 yang lain tidaklah penting, beruntunglah orang2 yang bisa merasakan 'konektivitas' itu lebih lama dari sekedar 10 menit. Seorang kawan mengutip sebuah ayat Al-Qur'an dalam status facebook nya subuh ini "Dan nikmat yang mana lagi kah yang akan kau dustakan". Dalam hati saya menjawab: 'Wah, sudah sangat banyak tuh...tetapi tidak untuk kenikmatan di waktu subuh...ini terlalu nikmat untuk didustakan'.

Senin, 18 Mei 2009

The True Power of Grateful



“When you are grateful, fear disappears and abundance appears“

Anthony Robbins

Hmm…inget gak ya kapan terakhir kali kita merasa bersyukur? Saya sendiri terakhir kali mengucapkan syukur Alhamdulillah subuh tadi, di saat tubuh saya merasakan dingin menggigil yang luar biasa hebat, sedangkan suhu badan saya hampir mencapai 38 derajat celcius, sungguh sebuah ujian yang kemudian saya syukuri juga, karena dengan diberikan sakit, saya percaya bahwa Allah masih menganggap saya bagian dari hamba-Nya, dan pantas diingatkan bahwa begitu berharganya setiap detik kehidupan yang telah diberikan kepada kita. Di tengah rasa sakit yang amat menyiksa itu, saya mencoba membuka mata dan mendapati seseorang tengah memegang tangan saya sambil terlelap kelelahan, dengan posisi yang begitu tidak nyaman. Saya mencoba mengusap rambutnya dan membisikkan padanya untuk membetulkan posisi tidurnya. Sudah dua hari ia di situ, merawat seorang anak manja rewel yang sangat sulit untuk dibuat menurut. Saat itu saya sadar, saya tidak sendiri, dan saya dicintai.

Bukan hanya itu saja yang membuat saya enggan berhenti untuk mengucap kata syukur. Semenjak dilahirkan sampai dengan sekarang berusia 22 tahun, Alhamdulillah saya merasakan kehangatan dan kasih sayang dari sebuah keluarga hebat yang selama ini menjadi tempat bernaung saya. Tidak jarang saya dibuat kesal dan marah, bertengkar karena merasa ini dan itu, berontak karena merasa dikekang untuk melakukan perbuatan yang saya anggap benar. Sesosok ayah dan ibu terbaik, juga adik lelaki dan adik perempuan yang terlucu di seluruh dunia. Mereka selalu ada. Nyata. Tidak jarang membuat kesal dan marah, tapi mereka selalu di situ, bahkan ketika saya membuat kesalahan terbesar dan perbuatan terbodoh sekalipun, maaf itu tak pernah habis dan di sini selalu menjadi tempat ternyamanku.

Sahabat-sahabat terbaik di seluruh dunia. Dengan tegas saya bisa bilang: Ya, saya punya mereka. Setiap detik bersama mereka seperti tidak ada habisnya. Sekolah, kuliah, jalan-jalan, makan, belanja, ujian, karaoke, nonton, bertukar oleh-oleh setelah masing-masing pulang kampung, merayakan ulang tahun, tahun baru, buka puasa, shalat berjamaah, bergosip, senam, semuanya pernah kami lakukan bersama. Mereka selalu tahu caranya membuat tersenyum, tertawa kecil, sampai terpingkal-pingkal. Bukan hanya saat-saat menyenangkan. Di saat saya sakit, menangis, kecewa, dan salah dalam mengambil keputusan, mereka tidak pernah berkata “Tuh kan, aku bilang juga apa…”. Mereka hafal betul raut muka ini jika ada sesuatu yang salah, dan akan bertanya pada waktu dan tempat yang sangat tepat. Mereka adalah sumber keberanian dan kekuatan, tempat bercerita segala hal, yang paling memalukan sekalipun. Mereka yang terbaik. Could never ask for more..

Tampak sempurna? Whoaaa…jangan salah, seringkali saya bangun dengan muka cemberut dan perasaan kesal ketika berdiri di depan cermin. Menggugat Tuhan dengan arogan dan bertanya kenapa saya harus diberikan hidung sepesek ini? kenapa tubuh saya gendut? Kenapa lengan saya besar? Kenapa di pipi saya ada noda hitam? Dan kenapa saya tidak memiliki bibir penuh nan seksi seperti Kim Basinger atau pipi setirus Cameron Diaz? Bukan hanya itu, saya juga sering mendapati diri saya termangu di etalase Mango dan bertanya-tanya kenapa sih jeans lucu ukuran 28 itu tidak muat di pinggang raksasa ini? Kenapa tube dress mini Bebe yang terlihat sempuna di tubuh Hillary Duff itu jadi nampak seperti lampion cina raksasa di atas tubuh gemuk saya? Sangat jelek!!! Huufff… tampaknya kata-kata Brother David Steindl-Rast sangatlah benar: “GRATEFULNESS IS THE KEY TO A HAPPY LIFE THAT WE HOLD IN OUR HANDS, BECAUSE IF WE ARE NOT GRATEFUL, THEN NO MATTER HOW MUCH WE HAVE, WE WOULD NOT BE HAPPY, BECAUSE WE WILL ALWAYS WANT TO HAVE SOMETHING MORE AND MORE AND MORE….”

Saya tidak mau menjadi orang yang tidak bahagia karena memaksakan untuk memiliki apa yang tidak bisa saya miliki. Biarlah Hillary Duff saja yang menikmati bahagianya mengenakan tube dress itu, toh saya masih bisa mengenakan midi-length lace dress plus pashmina yang walaupun sederhana akan membuat saya kelihatan lebih cantik dan tidak seperti lampion cina raksasa. Kalau saja dari dulu saya membuka mata saya selebar ini, melihat bahwa saya digelimangi harta-harta yang tak ternilai oleh komoditas apapun. Melihat bahwa saya dicintai oleh begitu banyak orang, tanpa pamrih, tanpa menuntut apa-apa…hanya cinta saja. Dan subuh itu, di tengah demam tinggi (akibat diet karena terobsesi tube dress Hillary Duff) yang amat menyakitkan, saya membuka mata saya lebih lebar, melihat lelaki yang ada di samping saya, lelaki yang tak lama lagi akan saya nikahi, ia terlelap sambil memegangi tangan saya, mungkin tidak menyadari bahwa saya sedang memperhatikan dan mengecup keningnya. Saya bersyukur, bersyukur, dan mensyukuri kebahagiaan ini. Alhamdulillah Ya Allah….



 
Design by Amanda @ BloggerBuster