Selasa, 19 Mei 2009

grateful that i can hear this 'Adzan Subuh' still, and included to one of those who got up and fulfill this call :)

Dulu, jika musim ujian tiba, saya sangat suka bangun dan menghafal di waktu subuh. Rasanya otak ini dapat bekerja maksimum dan memiliki daya serap yang luar biasa hebat. Dari dulu, entah kenapa saya selalu sangat menyukai subuh, meskipun seringkali bangun melewatkannya, tetap saya merasa sangat beruntung karena kami punya sesuatu yang harus dilakukan di waktu subuh, sesuatu yang seringkali dianggap hanya ritual keagamaan belaka tanpa makna, tapi toh tetap saja milyaran manusia di muka bumi ini tetap melakukan dan berhasil memaknainya, dan saya ingin termasuk ke dalam golongan orang-orang itu, orang-orang yang berhasil memaknai ritual mengagumkan ini...ah,biarlah makna itu saya cari nanti saja, toh suka atau tidak saya harus tetap bangun dan mengambil air wudhu dan secepatnya, alasan utama adalah karena untungnya saya masih punya cukup moral untuk merasa malu jika mengabaikan panggilan yang sudah saya dengar sejak tadi. Tidak lama, hanya 2 rakaat atau sekitar 5 menit..seriusan, 5 menit saja sodara-sodara!!! Bahkan lebih sebentar dari durasi iklan 'SBY Presidenku'. Tapi, kenapa pula milyaran orang2 itu betah bersimpuh berlama-lama di sajadah mereka, seperti merasa terkoneksi dengan sesuatu yang hanya mereka bisa yakini dan rasakan bukan dengan panca indera mereka. Saya hanya 'bertamu' 10 menit saja subuh ini, 5 menit untuk 2 rakaat dan 5 menit untuk bersyukur dan mendoakan orang2 yang saya cintai...biasanya akan lebih lama 10 menit lagi jika musim ujian tiba atau saya sedang ada maunya. Terlalu singkatkah? Sementara saya bisa menghabiskan 5 jam tanpa terasa untuk menonton DVD The West Wing atau jalan-jalan bersama MB, ah, tetap saja 10 menit tadi terasa begitu berkesan buat saya, terasa begitu intim dan seakan2 yang lain tidaklah penting, beruntunglah orang2 yang bisa merasakan 'konektivitas' itu lebih lama dari sekedar 10 menit. Seorang kawan mengutip sebuah ayat Al-Qur'an dalam status facebook nya subuh ini "Dan nikmat yang mana lagi kah yang akan kau dustakan". Dalam hati saya menjawab: 'Wah, sudah sangat banyak tuh...tetapi tidak untuk kenikmatan di waktu subuh...ini terlalu nikmat untuk didustakan'.

0 komentar:

 
Design by Amanda @ BloggerBuster